Indahnya Ibadah Hajiku …

Ketika Panggilan Itu Datang

masjidil-haram.jpg

Terima kasih ya ALLAH akhirnya saat yang paling ku tunggu itu pun datang. PanggilanMu tuk mengunjungi tanah suciMu yang sudah lama menjadi keinginanku. Ya ALLAH tak mampu ku ungkapkan dengan kata – kata ketika aku benar – benar berdiri tepat di depan kemegahan masjidil HARAM. Subhanallah ! Aku benar – benar berada di tanah suciMu. Aku benar – benar berada di tempat impianku.

Tak terasa, air mata ini mengalir dengan deras. Aku tak mampu membendungnya. Kebahagiaan yang membuncah menyesakan dadaku. Aku tak kuasa menahan tangisku. Rabbi, aku bukanlah hambaMu yang solehah. Aku sering sekali mengabaikanMu, mengabaikan perintahMu, melalaikan kewajibanku dan dzalim pada diriku sendiri. Aku sering tak mampu menaklukan diri sendiri,sering tak mampu bersabar dalam setiap kesulitan. Aku syarat dengan kelemahan diri.

Jakarta, 12 Januari 2004

Hari ini acara walimatussafar di rumah. Alhamdulillah banyak banget yang dateng dan banyak doa yang mereka sampaikan untuk keberangkatan kita. Moga ALLAH memberi kemudahan untuk semua urusan kami selama beribadah nanti. Amiiien.

Bandung, 13 Januari 2004

Aahh.. deg..degan… hari keberangkatan sudah dekat. Hari ini aku, mama, papa sampai di Bandung. Besok pagi harus mengumpulkan koper dan ada pengarahan dari Aa. Alhamdulillah semua saudara menyempatkan diri datang ke Bandung untuk mengantarkan keberangkatan kami. Duuuuh… Bahagia banget rasanya…

Bandung 14 Januari 2004

Jam 8 pagi, Daarut Tauhid sudah sangaaaaaat ramai. Hari ini semua koper harus di kumpulkan, di timbang dan kemudian di berangkatkan ke asrama haji. Semua koper tidak boleh lebih dari 35kg. Alhamdulillah semua jama’ah mentaati peraturan. Dan proses pengumpulan koper jadi lebih lancar dan cepat. Jam 2 siang semua koper sudah berada di dalam truk dan siap berangkat. Aahhh… satu proses sudah selesai….

Ba’da Isya’

Semua jama’ah berkumpul di Masjid, di bagikan syal yang harus di pakai selama ibadah haji dan mendapat pengarahan dari Aa. Ada pak Miftah Farid memberikan Tausiyah seputar ibadah haji dan apa – apa yang harus dan jangan di lakukan disana. Deg… degan rasanya… Saat keberangkatan sudah sangat dekat. Aku sudah tidak sabar…

Akhirnya kamipun harus pergi….

Bertangisan sambil berpelukan. Pamitan sambil minta doa semoga kami kelak bisa kembali lagi dengan selamat. Seperti Aa bilang, Ibadah haji ibarat sebuah perjalan dengan kontrak mati. Kita tidak tau apakah kelak bias kembali lagi atau tidak… Yang jelas aku sudah sangat pasrah… Apapun yang akan terjadi nanti itu adalah hal terbaik yang menjadi ketentuanNYA. Sekalipun begitu aku tidak lepas berdoa mohon di beri keselamatan, kesehatan dan kelancaran untuk ibadah yang akan kami jalankan ini.

Banyak doa yang di titipkan, banyak doa yang mengiringi kepergian kami, Alhamdulillah…

Bandung, 15 Januari 2004

Dan akhirnya kamipun benar – benar harus pergi… Waktu menunjukan pukul 1 dini hari. Bis beranjak dari Daarut Tauhid menuju ke MAKODAM Bandung, untuk acara pelepasan. Setelah acara pelepasan kamipun berangkat menuju Jakarta tepat pukul 3 dini hari. 10 bis penuh dengan Jama’ah Daarut Tauhid, Bandung. Kloter 44 berjumlah 450 jama’ah. Kami berangkat dengan penuh rasa haru… Labbaik Allahumma Labbaik… Aku penuhi panggilanMu ya ALLAH…

Tepat pukul 9 pagi, bis memasuki pelataran asrama haji, Bekasi. Setelah beberapa acara sambutan dari MUI Jabar dan pengarahan dari Aa sendiri, akhirnya kami sejenak melepas lelah di kamar asrama. Pembagian passport, living cost, dan buku kesehatan di bagikan setelah sholat asyar. Setelah Isya’ kami berkumpul semua di masjid untuk mendapat pengarahan dari Aa. Makan malam, tidur sebentar, jam 11 kami sudah harus mulai berkemas, mandi ihrom dan berangkat tepat pukul 2.30 dini hari menuju Bandara Soekarno Hatta

Bekasi, 16 Januari 2004

Akhirnya aku berada di bis yang akan membawa kami ke Bandara. Tepat pukul 4 dini hari kami memasuki Bandara Soekarno Hatta. Pemeriksaan tas tenteng dan passport berjalan dengan lancar. Tidak lama sesudah itu kita semua sudah berada di ruang tunggu. Ujian pertama sebelum kami benar – benar berangkat ! Sebagian dari saudara – saudara kami yang makan nasi kotak, bekal dari asrama haji mengalami keracunan ! Beberapa bahkan harus di rawat di RS Bandara. Pihak penerbangan tidak berani menerbangkan kami. Keberangkatan yang seharusnya tepat pukul 6 terpaksa harus di tunda sampai Jama’ah yang sakit benar – benar siap terbang.

Pelajaran pertama tentang SEDEKAH. Aa meminta kita bersedekah untuk tolak bala, supaya semua Jama’ah di hindarkan dari segala bala, bahaya dan bisa segera berangkat. Setelah mengumpulkan sedekah, Aa mengajak kita untuk melakukan sholat sunnah. Mohon di beri kelancaran dan kemudahan dalam perjalanan nanti. Alhmadulillah, akhirnya tepat pukul 8.30 pihak penerbangan mengumumkan bahwa kita bisa segera berangkat. Subhanallah… ALLAH memang maha menepati janji !

Selamat tinggal Jakarta … Jeddah, kami datang ! LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK….

Perjalanan Jakarta – Jeddah di tempuh dalam waktu ± 10 jam. Kami mendarat di Jeddah pukul 3 siang waktu setempat. Alhamdulillah, akhirnya aku sampai di tempat impianku. Tak terasa ir mata ini menetes tak tertahan. Aku benar – benar berangkat berhaji ! Beberapa orang jama’ah melakukan sujud syukur begitu menjejakan kakinya di tanah Jeddah. Aku memilih untuk melakukannya nanti di Masjidil HARAM.Setelah melalui serangkaian proses akhirnya pukul 5 sore kami sampai di maktab 49 Misfallah, 3.5 km dari Masjidil Haram. Agak jauh memang tapi aku akan menikmati semua ini. Insya ALLAH.

Setelah semua koper di turunkan dan pembagian kunci selesai, akhirnya kami bisa segera membersihkan diri, lalu sholat maghrib. Ada pembagian Nasi kotak dan snack untuk kami nikmati. Alhamdulillah semua terasa sebagai sebuah nikmat.

Jam 11 malam kami semua berkumpul di lobby untuk kemudian bersama – sama jalan menuju ke HARAM melaksanakan Umroh. Selama perjalanan kami melantunkan talbiyah… Menyayat hati, merasuk kalbu… Aku penuhi panggilanMu ya ALLAH….

Makkah, 17 Januari 2004

Dari balik gang tempat laluan kami, menara Masjidil Haram tampak begitu gagah menjulang ! Tangisku tak mampu lagi ku tahan ! Aku benar – benar berada di sini, di Makkah. Sambil terus melantunkan talbiyah air mata menetes deras di pipiku. Terima kasih ya ALLAH KAU ijabah doaku untuk hadir disini.

Subhanallah ! Sekarang aku benar – benar berdiri di depan Masjidil Haram ! Subhanallah ! Masjid yang luar biasa megah dan indah …

MASJIDIL HARAM

Disebut sebanyak 15 kali dalam Al Qur’an. Meliputi Ka’bah tempat tawaf, Bukit Safa dan Marwa tempat melakukan sa’I, sumur zam – zam, dan maqam Ibrahim. Masjidil Haram selalu di identikan dengan Makkah.

Kota Mekkah sendiri terletak di bagian Barat Kerajaan Saudi Arabia di tanah Hijjaz, yang di kelilingi oleh gunung – gunung terutama di sekitar ka’bah. Dataran rendah di sekitar Mekkah adalah Batha ; sebelah Timur Masjidil Haram disebut perkampungan Ma’la, sedangkan Barat Daya Masjid adalah Mishfalah. Rasulullah sendiri adalah warga Ma’la, karena beliau lahir dan menetap disana.

Dari Abu Dzar di riwayatkan bahwa dia berkata, “ Wahai Rasulullah, masjid apakah yang di bangun pertama kali di muka bumi ini ? “ Rasulullah menjawab, “MASJIDIL HARAM”. “Lalu masjid apa lagi ?”, tanyaku kembali. Beliau menjawab , “Masjidil Aqsha.” “ Berapa lama antara keduanya ?” timpalku. “40 tahun.” Kata Rasulullah. (HR. Muslim)

Dari Jabir dikisahkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “ Shalat di masjidku ini adalah 1000 kali lebih utama daripada shalat di masjid selainnya, kecuali MASJIDIL HARAM ialah lebih utama 100 ribu kali daripada shalat di tempat lain. “ (HR. Ibn Majah)

Shalat di Masjidil Haram keutamaannya sama dengan shalat di tempat lain selama 55 tahun – 6 bulan – 20 malam.

Masjidil Haram telah mengalami 10 kali perluasan.

  1. Perluasan oleh Umar ibn al – Khatab, pada tahun 17 H / 639 M
  2. Perluasan oleh Ustman ibn Affan, pada tahun 26 H / 648 M
  3. Perluasan oleh Abdullah ibn Zubair, pada tahun 65 H/ 685 M
  4. Perluasan oleh alm. Al Walid ibn Abdul Malik, pada tahun 91 H / 709 M
  5. Perluasan oleh alm, Abu Ja’far al – Manshur al – Abbasi, pada tahun 137 H / 755 M
  6. Perluasan oleh alm, Muhammad al – Mahdi al – Abbasi, pada tahun 160 H / 777 M
  7. Perluasan oleh alm, Al – Mu’tadlid al – Abbasi, pada tahun 284 H / 897 M
  8. Perluasan oleh alm, Al – Muqtadir al – Abbasi, pada tahun 306 H / 918 M
  9. Perluasan oleh alm, Raja Abdul Aziz, pada tahun 1375 H / 1955 M
  10. Perluasan oleh Raja Fahd, pada tahun 1409 H / 1988 M

Hingga kini Masjidil Haram selalu saja mengalami perbaikan dan perluasan dimana – mana, demi memberikan keleluasaan dan kenyamanan umat untuk beribadah di dalamnya.

Memasuki pintu masjid yang megah, hati ini bergetar kencang. Aku benar – benar berada di dalamnya. Dalam barisan yang panjang, aku tak putus – putusnya berucap ‘Alhamdulillah’ untuk nikmat yang satu ini. Dua tahun keinginanku untuk berangkat haji harus tertunda Karena satu dan lain hal. Namun hari ini, tengah malam, aku berada di masjid impianku.

Semakin ke dalam, bayangan hitam Ka’bah mulai tampak. Subhanallah… Bangunan suci itu sekarang tampak berdiri gagah, di kelilingi manusia – manusia yang melakukan thawaf sambil mengalunkan doa. Perlahan kami mulai memasuki areal thawaf, di lingkaran luar karena sisi dalam sangat padat.

Putaran pertama tak terasa air mataku semakin deras mengalir, setengah merengek, aku coba membuka dialog dengan NYA. “ Ya ALLAH, ijinkan Aku mendekat ke Ka’bah Mu. Aku ingiiiiiin sekali menyentuhnya. “ Namun padatnya jama’ah membuat aku harus bersabar. Tiba – tiba aku merasa ALLAH sedang menyapaku, sambil melakukan putaran thawaf, aku melihat kehidupanku sejak aku kecil hingga detik – detik kepergianku ke tanah suci. Begitu jelas ! Subhanallah… Aku di ingatkan akan dosa – dosa yang pernah ku lakukan. ALLAH ingin aku mengingat lagi apa saja yang sudah kulakukan selama hidupku.

Akhirnya yang terucap hanyalah lantunan Istighfar dan memohon kesediaanNYA untuk merubahku. “Bantu aku agar bisa lebih baik sepulangnya nanti ya Rabb, “ pintaku di tengah tangis yang tak tertahankan. Aku tak perduli sesenggukan di tengah ramainya orang. Ini urusanku dengan Rabbku…

Sambil berputar kembali kurasakan Kasih SayangNYA. Dia mendengar pintaku, setiap kali ada saja yang membuka jalan agar aku menuju ke tengah lingkaran. Perlahan tapi pasti sampai akhirnya pada putaran ke lima Papa menyadarkan aku yang masih asyik ‘bercakap – cakap’ denganNYA. “ Manda, lihat apa yang ada di depanmu ! “

Masya ALLAH ! Aku tepat berada di depan bangunan suci itu, kiblat umat Muslim seluruh dunia, yang di bangun pertama kali oleh Nabi Ibrahim As. Derasnya air mata semakin membuncahkan rasa. Subhanallah… Terima kasih Rabbi, KAU dengar pintaku. Aku mendekat dan menyentuhnya, dingin dan wangi. Aneh, di belakangku begitu lengang, padahal ketika aku sedang berusaha untuk mendekatinya, lingkaran dalam sangat padat oleh jama’ah. Mereka membuat lingkaran yang cukup jauh dari ka’bah. Saat aku sedang menikmati bangunan suci itu, seorang Askar tiba – tiba menghampiri kami bertiga, dan menyuruh kami untuk sholat tepat di pintu ka’bah. Subhanallah, lagi – lagi KAU tunjukan CintaMU. Kami bertiga melaksanakan sholat sunnah 2 raka’at dengan tuma’ninah. Seperti tamu penting selama sholat kami di jaga oleh sang Askar dan 2 orang temannya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Askar yang baik hati itu. Dan tak lupa mendoakan kebaikan untuknya.

Akhirnya thawaf umroh pun selesai, semua Jama’ah DT di minta berkumpul di Multazam ( Multazam itu terletak diantara Hajar Aswad dan Pintu Ka’bah). Kami berdoa bersama di bimbing oleh Aa. Sekali lagi tangis ini tak tertahan. Mengucur deras membasahi pipi. Setelah itu kami semua melaksanakan sholat sunnah di belakang maqam Ibrahim – sebuah monument dimana telapak kaki Nabi Ibrahim tercetak jelas di sebuah batu yang sengaja di turunkan ALLAH, ketika beliau membangun ka’bah.

Prosesi selanjutnya kami minum air zam – zam yang terkenal itu. Sayangnya sumur zam – zam sudah di tutup, dan hanya bisa di masuki lewat pintu luar. Lalu kami semua di giring menuju ke tempat melaksanakan Sa’I. Bukit Safa dan Marwa tempat laluan bunda Hajar ketika beliau berusaha mencari sumber air untuk Ismail kecil yang kehausan. Setelah 7 kali perjalanan bolak – balik antara safa dan Marwa, selesai lah prosesi umroh kami, potong rambut sebagai ritual tahalul yang menandakan selesainya rangkaian umroh kami.Sungguh suatu awal yang sangat indah.

Aku enggan pulang ke maktab, dan memilih untuk tetap di Masjidil Haram sambil menunggu subuh. Aaah… damainya duduk di dalam Masjid Suci MU ini ya ALLAH, menatap ka’bah sambil terus mengalunkan dzikir padaMu. Menikmati pemandangan thawafnya hamba – hamba yang sedang berusaha mendekat padaMu.

Setelah sholat dhuha, aku, papa dan mama mencoba menjelajahi sisi luar masjid. Menikmati teh susu hangat dan kebab daging sapi yang lezat sebagai sarapan pagi pertama kami di Mekkah ! Hmm…

Kami bertiga coba mengelilingi masjid dari sisi luar. Subhanallah luas dan megah ! Dari sisi pintu Babus Salam kami bisa melihat keberadaan PASAR SENG yang terkenal itu ! Juga Bakso mang Udin yang sama terkenalnya.

Pulang ke Maktab sambil menikmati suasana. Sepanjang jalan yang kami lalui berderet – deret toko menjajakan berbagai barang dan buah – buahan. Tiba – tiba mata kami tertuju pada sebuah antrian panjang. Di ujung jalan sebuah trailer di parkir dan dari dalamnya beberapa orang sedang sibuk membagi – bagikan nasi kotak untuk mereka yang antri. Aku mendapat info bahwa setiap hari, pagi dan malam pihak kerajaan Arab membagikan makanan kotak untuk jama’ah haji. Tidak hanya pihak kerajaan saja, di sepanjang jalan kadang akan kita dapati sebuah truk yang penuh berisi buah – buahan seperti apel dan jeruk yang di bagikan gratis pada jama’ah. Atau mereka yang menyediakan teh susu dan roti untuk di nikmati siapa saja, dan lagi – lagi Gratis ! Subhanallah, para penduduk Mekkah berlomba – lomba melayani jama’ah, berharap pahala dari NYA.

Alhamdulillah, hari pertama yang sangat berkesan. Penuh kenangan, penuh keharuan, dan syarat dengan hikmah… Sesampainya di maktab kami menikmati tempat tidur untuk istirahat sejenak. Tapi jujur, hati ini sudah rindu ingin segera berada di Masjid lagi.

 

 

 

 

 

 

 

4 Komentar

  1. Subhanlloh ya ukhti ..semua atas izinNYA..InsyaAlloh manjadi Hajjah yang mabrurrah..Keep Istiqomah Ya..

  2. ALLAAHU AKBAR… Saya terkesan membaca kisah Anda, kerinduan untuk jadi tamu ALLAAH kembali membuncah, aku deg-degan dan airmata nyaris menggenang… Yaa ALLAAH… izinkan ku dan keluargaku beribadah bersama di Ka’bah-MU… Amiin, Mohon Doa Ukhti moga membukakan jalan kemudahan untuk kami menjadi tamu-NYA…

  3. PAsW. Pengalaman spiritual terdahsyat sudah mbak rasakan…semoga saya juga bisa ya mbak…Subhanallah baru baca ceritanya aja, sampe ikutan nangis, apalagi kalau bisa sampe ke Mekkah juga ya…Btw, aku ijin ngelink blognya ya…makasih.

  4. Allahuakbar ….. smoga ibadah hajimu mabrur yah ya ukhti. doakan saya juga yah.


Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar

  • My Archives

  • Categories …

  • Tulisan Terakhir

  • Fave Category

  • My Journey

    Desember 2007
    S S R K J S M
     12
    3456789
    10111213141516
    17181920212223
    24252627282930
    31  
  • Rindu ini … UntukMu …

    " Ya ALLAH, perbaikilah agamaku yang merupakan pegangan utama bagiku. dan perbaikilah duniaku yang merupakan bekal hidupku... perbaiki juga akhirat tempat kembaliku nanti, Jadikanlah hidup yang ku lalui sebagai tambahan kebaikan yang dapat kuraih, dan jadikanlah kematianku sebagai tempat istirahatku dari segala kejahatan dan keburukan diriku Amiiin
  • Blog Stats

    • 185.703 hits
  • Hadiah Terindah ….

    Allah memberikan Hadiah yg sangat indah untuk kita itu dalam kemasan yg rumit.. dari situ Allah menguji kesabaran dan melihat bagaimana cara kita membuka hadiah terindah yg terbungkus oleh kemasan yg rumit itu.. sampai kita berhasil dan hingga akhirnya kita berteriak kegirangan krn berhasil mendapatkan hadiah yg indah tiada taranya itu..